Magetan, Hal ini terlihat saat Tim DPRD Propinsi Jawa Timur yang didampingi oleh Kepala dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Nur Haryani, dan Rita Haryati Anggota DPRD Magetan mengecek pasar hewan Parang Kamis (16/1/2024).
Seperti kita ketahui bersama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak khususnya sapi, kembali meresahkan peternak di Kabupaten Magetan. Dan hal tersebut menjadi perhatian serius di Jawa Timur.
Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, saat melakukan kunjungan ke Pasar Hewan Parang, Magetan, bersama Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani yang didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, Nur Haryani bersama beberapa OPD terkait.
Dalam kunjungan tersebut, Tim meninjau langsung kondisi pasar untuk memastikan langkah pencegahan dan pengendalian PMK dilakukan secara optimal.
Deni Wicaksono dalam kesempatan ini menjelaskan “Langkah-langkah preventif harus benar-benar dijalankan dengan disiplin. Keberhasilan mengatasi wabah PMK sangat berpengaruh pada kesejahteraan peternak. Untuk itu, kami bersama Dinas Peternakan baik dari Provinsi maupun Kabupaten terus berupaya melakukan koordinasi untuk mengatasi PMK ini,” ungkap Deni.
Selain itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim tersebut juga menyampaikan akan terus berupaya untuk mendorong pemerintah pusat agar bisa menetapkan status PMK ini menjadi wabah sehingga penanganannya bisa menjadi lebih baik.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, drh Nur Haryani
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani mengatakan untuk mengatasi PMK ini perlu kerja sama yang baik antara dinas terkait dengan para peternak.
“Kejadian PMK diberapa Kabupaten yang memang cukup banyak kasusnya, tapi kita mencoba untuk menekan semuanya. Sudah kita kendalikan dengan pengobatan, jadi ternak yang sakit diobati dan yang masih sehat kita vaksin. Kemudian lalu lintas ternak kita batasi apabila ke pasar harus ternak yang sehat yang sudah dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disnakkan Kabupaten Magetan, drh. Nur Haryani menyampaikan jika pasar hewan Parang yang ramai dengan aktivitas jual beli ternak, dinilai sebagai salah satu titik yang berisiko tinggi. Ia menekankan pentingnya edukasi kepada peternak, sehingga secara tidak langsung peternak bisa mengantisipasi jika hewan ternak mereka terindikasi PMK.
“Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian, Kabupaten Magetan telah menerima pasokan vaksin PMK sebanyak 3.500 dosis saat ini. Vaksinasi dan kebersihan kandang harus menjadi perhatian utama. Kesadaran peternak dalam menjaga kesehatan ternak mereka sangat penting untuk mencegah wabah,” ujar Nur Haryani.
Lebih lanjut Nur Haryani menambahkan " Sampai Pertengahan Januari ini menurut data yang ada sapi yang terkena PMK 343 kasus yang terdiri dari 24 harus mengalami potong paksa dan Mati karena terindikasi terkena PMK 88 mengalami kematian. sisanya masih proses penyembuhan. Data akan kita rilis setiap hari Jumat , "pungkasnya.(Jurnalis Beni Setyawan)
Komentar
Posting Komentar